Langsung ke konten utama

Workshop Pembelajaran Tematik dengan Pembelajaran Berkarakter

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan bekerja sama dengan penerbit Erlangga mengadakan workshop selama tiga hari dengan tema "Pembelajaran Tematik dengan Pembelajaran yang berkarakter". Workshop dilaksanakan tiga hari yaitu Senin hingga Rabu (18-20 Juni 2012) bertempat di gedung Pemuda dan aula politeknik Muhammadiyah Kajen. Sasaran dari workshop ini adalah guru kelas 1, 2 dan 3 karena pada jenjang ini menggunakan pembelajaran terpadu. Peserta berasal dari SD se-Kabupaten Pekalongan. Pagi tadi, di gedung Pemuda Kajen dihadiri kurang lebih 140 guru kelas 3, dan 10 Kepala UPT serta Pengawas TK/SD. Adapun nara sumber yaitu Ibu Yuliana, S.Pd. M.Pd, beliau merupakan kepala sekolah SIS (Singapore International School).
Pembelajaran tematik merupakan bagian dari 10 model pembelajaran terpadu, yaitu model "Jaring Laba-laba" (Webbed). Pemilihan model tematik karena model inilah yang paling tepat untuk dilaksanakan di kelas rendah (1, 2 dan 3 SD) dengan alasan bahwa siswa pada kelas ini masih berfikir secara holistik, perkembangan mereka masih dalam tahapan operasional konkrit dan sangat fleksibel.
Kegiatan Workshop diawali dengan pembukaan oleh Bara Akanto, S.Pd, M.Pd (Pengawas TK/SD dari Kandangserang), dilanjutkan dengan materi oleh nara sumber. Dalam menyajikan materi, menurut saya sangat mudah untuk dimengerti dan dicerna. Namun ada yang kurang, yakni pemateri hanya menayangkan presentasi melalui proyektor tanpa membagikan bahan (baik berupa teks maupun CD) yang dapat dipelajari lebih lanjut. Konsultasi lebih lanjut juga tidak ditawarkan misalnya melalui blog, jejaring sosial maupun e-mail dan saya sendiri tidak mengantongi alamat media tersebut. Pada akhir sesion, peserta diberi tugas untuk menyusun sebuah RPP Tematik dan peserta pun diberi kesempatan untuk mempresentasikannya di depan.
Ada salah satu peserta yang cukup menarik dalam penampilannya di depan, beliau adalah Bapak Iman, S.Pd (guru SDN 01 Lambur Kandangserang) karena cukup segar dalam membawakan sehingga seluruh peserta tertawa riang dan cukup untuk mengusir rasa kantuk di jam sebelas siang.
Workshop semacam ini memang perlu untuk diadakan bahkan mungkin sesering mungkin karena sebagai penyegar ilmu kita yang mungkin terlewat karena terlalu banyaknya tugas di kelas atau di kantor. Dengan adanya kegiatan semacam ini juga terlihat adanya greget sehingga menambah gairah dalam bekerja untuk menjadi guru yang lebih profesional.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download Formulir Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Pembayaran Tunjangan Keluarga (Form Model D.K)

Bagi pegawai negeri sipil, pengisian formulir Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Pembayaran Tunjangan Keluarga (SKUMPTK) merupakan kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahunnya, yaitu sekitar bulan Oktober. Bagi calon pegawai negeri sipil (CPNS), pengisian formulir SKUMPTK perlu dilakukan untuk memasukkan anggota keluarga mereka yang belum mendapatkan tunjangan agar ketika menerima gaji kelak, anggota keluarga yang menjadi tanggungannya telah terbayar tunjangannya.  Formulir ini biasanya telah dipersiapkan oleh bendahara gaji di instansi masing-masing untuk diisi secara manual, diketik maupun ditulis menggunakan ballpoint, untuk kemudian difotokopi rangkap empat ditandatangani, cap instansi dan dikumpulkan.

Cara Mudah Hitung Nilai Ujian dan Rapot Menjadi Nilai Ijazah SD

Anda hendak menghitung nilai rata-rata rapor dari kelas 4 sampai kelas 6 dan nilai hasil ujian sekolah teori dan praktik? Jangan pakai kalkulator, bisa memakan waktu lama. Pakai saja Ms. Excel. Meskipun Anda belum mahir menggunakan program Ms. Excel, tapi dengan mendownload file contoh yang saya upload, insya Allah semuanya akan jadi mudah karena yang perlu lakukan adalah menginput data. Tidak perlu menyusun formula dan menghitung angka-angka yang panjang. dan semuanya akan masuk ke konsep ijazah. Awas! jangan merubah apapun pada sheet yang berwarna merah kecuali Anda memang faham formula dalam Ms. Excel.

Pembelajaran Tematik di Kelas Tinggi

Pembelajaran berbasis tematik pada kelas rendah (kelas 1 - 3) telah terbiasa dilakukan oleh guru semenjak diterbitkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada tahun 2006. Pembelajaran tematik bertolak dari anggapan bahwa peserta didik pada usia 6 hingga 9 tahun masih berfikir secara integral atau menyeluruh. Oleh karena itu pada usia tersebut (kelas 1 - 3) diterapkan pembelajaran tematik. Pada tahun 2013 kembali diluncurkan kurikulum baru, yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum yang baru ini, pembelajaran tematik diterapkan dari kelas rendah hingga kelas tinggi (kelas 1 hingga kelas 6). Bagi sebagian guru kelas rendah, pembelajaran tematik tentu sudah biasa meskipun ada sedikit penyempurnaan. Nah, bagaimana dengan pembelajaran tematik di kelas tinggi oleh guru kelas tinggi yang umumnya membagi materi ke dalam mata pelajaran?